Desa Trunyan adalah sebuah desa tradisional yang terletak di tepi Danau Batur, Bali, Indonesia. Desa Trunyan terkenal karena tradisi uniknya yang dikenal sebagai “Mepasah,” yaitu cara pemakaman tradisional yang berbeda dari kebanyakan masyarakat Bali.
Di Desa Trunyan, mayat-mayat yang meninggal tidak dikubur atau diarak, melainkan dibiarkan terbuka di bawah pohon Taru Menyan. Pohon ini diyakini memiliki aroma alami yang kuat dan dapat menetralkan bau busuk dari mayat-mayat tersebut. Proses ini membedakan Desa Trunyan dari tradisi pemakaman Hindu Bali lainnya di pulau tersebut.
Selain keunikan dalam praktik pemakamannya, Desa Trunyan juga menawarkan pemandangan indah dan tenang dengan Danau Batur sebagai latar belakangnya. Pengunjung dapat mencapai desa ini dengan perahu dari pinggiran Danau Batur.
Salah satu ciri khas Desa Trunyan adalah tradisi pemakamannya yang unik. Berbeda dengan kebanyakan masyarakat Bali yang menguburkan atau membakar jenazah, di Trunyan, mayat-mayat dibiarkan terbuka di bawah pohon Taru Menyan. Pohon ini, diyakini memiliki aroma khas yang kuat, membantu menetralisir bau busuk dari mayat-mayat tersebut.
Desa Trunyan juga menawarkan pemandangan alam yang menakjubkan dengan Danau Batur sebagai latar belakangnya. Pengunjung dapat mencapai desa ini dengan perahu dari pinggiran danau, menciptakan pengalaman perjalanan yang unik.
0